
Jika kita bisa bersabar dalam belajar ilmu duniawi, dari sekolah dasar hingga sarjana, mengapa kita tidak bisa bersabar dalam belajar ilmu agama?
Ketika hari-hari kita disibukkan dengan urusan dunia, lalu lalai dengan urusan akhirat, dari situlah awal mula munculnya kebinasaan.
Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah Ta’ala membenci semua orang yang berkata keras, kasar lagi sombong; orang yang rakus namun pelit; orang yang bersuara gaduh, suka berdebat dan juga sombong di pasar; orang yang tidak pernah bangun malam (tidur sepanjang malam); hanya sibuk dengan dunia di waktu siang; sangat pandai dengan urusan dunia; namun bodoh dengan urusan akhirat.” (HR. Al-Baihaqi dalam Sunan Kubra 10: 194. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 1878)
Baca Juga: Meraih Kebaikan dan Kebahagiaan dengan Ilmu Syar’i
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela orang-orang yang di waktu siang hanya sibuk dan rakus mencari dunia, dan ketika malam tiba, dia habiskan untuk tidur tanpa terpikir untuk bangun shalat malam. Tidak berpikir untuk memperbaiki urusan akhiratnya.
Apakah itu adalah potret diri-diri kita? Bisa jadi itulah potret kehidupan kita…
Sumber :
????️Ustadz dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D
????https://muslim.or.id/47061-hanya-ada-waktu-waktu-sisa-untuk-belajar-ilmu-agama.html

Leave a Reply